Thursday 7 August 2014

Sejarah Singkat Galery Ulos Sianipar

Pertenunan Ulos Sianipar merupakan usaha yang bergerak di bidang tekstil dalam pembuatan ulos dan songket tradisional Suku Batak. Dibangun pada tanggal 28 Juni 1992 di Medan oleh Robert Sianipar, SE yang beralamat di Jln.A.R. Hakim Gg. Pendidikan/O No. 9. Awalnya berdiri pertenunan terinspirasi pada tahun 1987 dimana pada saat itu terjadi peningkatan permintaan ulos namun produksi ulos tidak mencukupi permintaan pasar.
Kunjungan Kepala Bank Indonesia ke Workshop

Tenaga kerja yang digunakan dimulai sebanyak 17 orang hingga pada tahun 1995 mencapai 120 orang penenun dan berangsur-angsur berkurang hingga tahun 2013 mencapai 60 orang masing-masing terbagi atas 53 orang penenun ulos dan 7 orang penenun songket. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat untuk menenun ulos dan songket tradisional. Pertenunan ini beroperasi mulai dari jam 08.00 hingga jam 17.00. Pada awalnya kapasitas pembuatan ulos pada tahun 1993 rata-rata masih menghasilkan ± 17 lembar ulos perhari namun belum menghasilkan songket. Lalu pada tahun 1995 menghasilkan ulos sudah mencapai rata-rata 120 lembar ulos perhari namun belum menghasilkan songket. Songket baru dihasilkan pada tahun 1997 dengan produksi rata-rata sebanyak 15 lembar songket perhari. Namun pada tahun 2013 dengan adanya penurunan jumlah tenaga kerja kapasitas pembuatan ulos dan songket perhari-harinya masing-masing ulos sebanyak ± 40 lembar ulos dan songket diproduksi sebanyak ± 1 lembar songket.

Alata Tenun yang digunakan

Alat yang digunakan untuk membuat ulos adalah ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang terbuat dari kayu dan bahan lainnya sebanyak 120 unit dan untuk membuat songket adalah Kedogan yang terbuat dari bahan kayu dan bambu sebanyak 7 unit. Bahan pembuatan ulos dan songket yang digunakan adalah benang yang didistribusikan dari Pulau Jawa yang pada awalnya diwarnai oleh pertenunan sendiri namun karena menghasilkan limbah maka pembeliaan benang dari jenis benang yang sudah diwarnai.

Jenis-jenis ulos yang dihasilkan oleh pertenunan ini adalah :
1. Semua jenis Ulos Sadum
2. Ulos Ragi Hotang (Meat)
3. Ulos Ragi Hidup
4. Ulos Angkola
5. Semua jenis Ulos Batak
6. Songket, dll

Dan pada saat ini ulos yang banyak diproduksi adalah jenis Ulos-ulos Sadum dan songket, sedangkan jenis ulos lain akibat kurangnya jumlah penenun hampir tidak diproduksi lagi.


Selama berdirinya Pertenunan Ulos Sianipar sudah mendapatkan penghargaan sebanyak 13 (tiga belas) buah yaitu :
1. Penghargaan dari Gubernur dan Walikota Medan pada tahun 1993, 1995, 1999, 2006, 2012, dan 2013.
2. Penghargaan dari Dinas Koperasi kota Medan pada tahun 2013 sebanyak 2 buah
3. Penghargaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Medan pada tahun 2012 dan 2013
4. Penghargaan dari Walikota Medan pada tahun 2013 sebanyak 2 buah
5. Penghargaan dari Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan pada tahun 2013.

Pertenun ini sudah memiliki produk yang digunakan oleh negara lain seperti Amerika Serikat, Jerman, Australia, negara-negara di Asia maupun negara Eropa lainnya.

No comments:

Post a Comment